Wednesday, February 13, 2019

"Eh, tiba-tiba..."

Hidup itu banyak kejutan.
Bukti ada Dzat Yang Maha Kuasa yang mengendalikan semesta.

Dulu saat hamil besar anak kedua, tak terbayang bagaimana saat hari persalinan nanti yang dijadwalkan di rumah sakit. Bagaimana dengan Elia? Saat itu dia belum genap berusia dua tahun.

Eh tiba-tiba...
Ada sepasang suami istri asal Indonesia yang ngekost di rumah. Mereka sangat baik dan membantu keseharian kami mengurus para balita.
Alhamdulillah pertolongan dari Allah.

Ketika pasangan suami istri itu pindah. Sempat kelimpungan mencari orang yang sesekali bisa diminta bantuan menjaga anak-anak. Pernah coba opsi daycare, tapi Elia tidak cocok. Setiap kali dititipkan kesana nangisnya kaya sakit hati banget. Sudah, distop saja.

Eh, tiba-tiba...
Sepulang dari membawa Rumi untuk diimunisasi. Di pintu keluar dihampiri oleh seorang perempuan paruh baya yang menyapa ramah sambil menyerahkan kartu nama.
"Kalau kamu butuh "oppas" (semacam baby sitter). Saya siap."
Anak-anak ajaibnya cocok sama beliau dan tidak nangis malah dadah-dadah kalau ditinggal.
Alhamdulillah pertolongan dari Allah.

Fast forward.
Anak-anak sudah mulai memasuki masa sekolah.
Elia, alhamdulillah lancar. Anak itu independen, mudah bersosialisasi dan ekstrovert.
Adiknya, nah...ini sempat bikin perasaan bagai naik roller coaster.

Rumi sangat berbeda perilakunya di sekolah, tempat umum dimana banyak orang yang asing buat dia. Saat di pre-school diamnya dia ini sampai dijadikan topik meeting khusus. Mereka ingin mencari cara bagaimana menstimulasi anak ini dan memberinya lingkungan yang membuat dia berkembang optimal. Lalu tahun kedua dibuat rotasi guru. Rumi dapat seorang guru senior, keturunan Belanda dan Indonesia yang sangat pintar berkomunikasi dengan anak yang sangat pendiam sekalipun. Untuk pertama kalinya Rumi jadi semangat kalau sekolah.
Alhamdulillah, pertolongan Allah.

Dan itu terjadi lagi saat Rumi beranjak masuk SD. Awalnya dia dapat guru yang cuek. Hati mamanya pun sedih karena kurang sreg dengan beliau.
Dalam kesedihan itu, saya coba mengamalkan saran mursyid untuk sengaja bersedekah atas nama anak itu dan kita berdoa bersama.

Eh, tiba-tiba...
Tak lama kemudian ada pengumuman guru itu dirotasi ke tempat lain. Dan Rumi mendapatkan guru senior yang sangat bisa memahami keadaannya.
Alhamdulillah pertolongan Allah.

Bercermin dari beberapa pengalaman hidup yang telah terjadi. Semakin yakin saya bahwa Dia Maha Dekat dan demikian merespon hamba-hambaNya dengan cara yang tak terduga.
Tinggal kita yang sabar dan optimis dalam menjalani takdirNya.
Insya Allah jalan keluar selalu ada😊

No comments:

Post a Comment