Sifat Allah yang paling menonjol adalah Maha Kasih Sayang
(Ar Rahmaan Ar Rahiim). Dia selalu menginginkan dan hanya memberikan kebaikan
bagi segenap ciptaan-Nya tanpa seujung rambutpun menzaliminya.
Jika seseorang mengimani hal ini, maka hal itu akan
membantunya terutama dalam mengarungi ujian dan musibah dalam kehidupan. Maka hati
yang gelisah, amarah yang tak kunjung reda, dendam yang tak juga padam, kekhawatiran
yang terus berhembus dan hal yang mengakibatkan hati tidak tenang sesungguhnya
datang dari kelemahan diri sendiri. Yaitu ketika iman kita belum utuh kepada-Nya.
Masih setengah-setengah berpegang kepada Allah dan ada sisi lain yang ditautkan
kepada obyek-obyek selain-Nya.
Pekerjaan yang kita pegang hari ini, usaha yang kita tekuni
saat ini, rumah tangga yang kita arungi, semua kondisi per hari ini semuanya
datang dari-Nya. Tidak akan mungkin semua terjadi tanpa kehendak Allah Ta’ala.
Dan jikalau Dia sudah berkehendak pasti banyak kebaikan bagi diri manusia.
Kalaupun seperti dibukakan jalan keluarnya, biasakan selalu menghadapkan hati kepada-Nya. Jangan terburu-buru dalam menentukan keputusan. Harus selalu waspada dengan fenomena 'Maskumambang'- emas yang mengambang, tampak berkilau seperti emas tapi hanya buih yang memantulkan cahaya. Sesuatu yang disebutkan dalam Al Quran sebagai "Allah mengujimu dengan binatang buruan yang mudah ditangkap"(QS Al MaaĆdah : 94). Bisa berupa tawaran pekerjaan yang tampaknya menggiurkan, proyek yang sepertinya akan mendulang untung besar, atau tertawan hati kepada orang lain. Hati-hati, semua itu bisa jadi sebagai ujian semata bagi keteguhan iman kita.
Maka biasakan untuk senantiasa menyerahkan diri sebelum mengambil keputusan-keputusan kehidupan kepada-Nya. Agar bersama-Nya kita mengambil keputusan. Supaya tetap terjaga perasaan Sang Pencipta.
Sementara itu, terjang semua rasa tidak betah, lelah, bosan, rasa ingin menyerah, dan ketidakenakan
hati lainnya. Jangan mudah mengibarkan bendera putih tanda berhenti saat keadaan
terasa sulit. Kalaupun memang harus pindah ke situasi yang lain pasti Allah
akan berikan jalan yang terang yang memberikan kenyamanan di hati pada saatnya yang paling baik yang sifatnya
tidak terburu-buru atau melabrak-labrak pagar-pagar kehidupan. Kita belajar menelan
pil pahit kehidupan yang menyehatkan. Itu tanda seseorang yang mulai matang jiwanya.
Allah berfirman,
“Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui.”
(QS. Al Baqarah: 216).
No comments:
Post a Comment