Wednesday, February 20, 2019

Korbanot



Korbanot adalah bentuk jamak dari “Kurban” dalam bahasa Ibrani. Disebut juga “qurban” dalam bahasa Arab yang memiliki akar kata “QRB” menjadi lebih dekat dengan sesuatu atau seseorang.Kita pun mengenal istilah sahabat “karib”, menunjuk kepada orang yang paling dekat diantara sekian banyak teman yang dimiliki.

Apa-apa yang kita kurbankan pada hakikatnya adalah sebuah gerak untuk mendekati sesuatu. Sesuatu itu terkait dengan apa yang dicari di dalam hati setiap orang. Ada yang mengurbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk mendekati jenjang karir yang dia dambakan. Ada yang mengurbankan apapun untuk orang yang dia cintai. Adapun bagi orang yang merindukan Allah, maka ia sampai pada tahap mengurbankan dirinya untuk bisa meraih derajat liqa’, sebuah pertemuan dengan Allah yang sangat khusus.

Syaikh Bawa Muhaiyyadden berkata tentang kurban, “Kurban bukan semata-mata menyembelih ayam, kambing atau sapi, adapun (sifat-sifat) hewaniyah di dalam diri manusia (marah, cemas, cemburu, kikir, dendam, sombong, merasa diri hebat, ingin terkenal, ingin dianggap beda, putus asa, malas dll) yang jumlahnya empat ratus trilyun sepuluh ribu harus disembelih.”

Masalahnya sama sekali tidak mudah untuk mengurangi satu persen saja kadar marah, kadar dengki dan sifat-sifat lain yang mengotori hati itu kalau Allah tidak menolong seseorang melalui segenap dinamika kehidupan. Maka dipaparkanlah kita pada sekian takdir berupa diberi sakit, dipertemukan dengan orang yang menyakiti hati, dibuat satu tempat kerja dengan orang yang suka memfitnah, digelincirkan dalam sebuah situasi yang memalukan dsb. Semua itu pada awalnya akan terasa menyakitkan dan pahit, seperti obat yang harus diminum. Tapi sungguh semua itu dihadirkan untuk menyehatkan jiwa, jika saja kita mensyukurinya dan senantiasa berbaik sangka kepada Allah Ta’ala.

Maka Rumi berpesan,
Jangan melarikan diri dari dukamu
Wahai jiwa
Melainkan temukanlah obat (bagi jiwamu) yang tersimpan di dalam setiap rasa sakit


No comments:

Post a Comment