Hati-hati, yang namanya hawa nafsu tidak melulu melekat pada perbuatan yang jelas buruk dan tidak diridhoi Allah. Akan tetapi hawa nafsu bisa menyelinap di sela kegiatan baik dan ibadah lalu mengkontaminasi hingga kadar ikhlasnya hilang.
Hawa nafsu bisa menghembuskan keinginan untuk terus mengaji Al Quran pada seorang ibu yang harusnya sudah saatnya menyiapkan makanan bagi keluarga atau sebagai dalih bagi seorang pekerja berlama-lama di musholla dan mengabaikan pekerjaannya.
Hawa nafsu bisa meniupkan keinginan membara untuk mendebat seseorang dengan dalih dirinya di pihak yang benar, dengan konsekuensi rusaknya harmoni dan menajamnya perpecahan. Padahal Rasulullah saw menjanjikan ganjaran pinggiran surga bagi yang meninggalkan perdebatan karena salah dan ganjaran puncak surga bagi yang meninggalkan perdebatan walaupun dirinya benar.
Hawa nafsu juga yang berdalihkan sekian argumentasi akan menolak tunduk kepada ketentuan takdir dan kehendak-Nya dengan berkata "Ini kan hidupku! Aku berhak memilih apa yang aku mau!"
Hawa nafsu itu makhluk yang sangat cerdas. Mengalahkan ia dengan seribu satu dalil hanya seperti menyiramkan minyak tanah ke tumpukan bara. Hal itu hanya akan membuatnya makin besar. Karena hawa nafsu adalah putera yang dilahirkan di alam dunia. Satu-satunya mengalahkan hawa nafsu adalah berserah diri pada "treatment" Ilahiyah. Karena tanpa pertolongan-Nya kita hanya akan menjadi budak hawa nafsu seumur hidup dan tak kuasa mengecilkan dayanya hingga seperti unta masuk ke dalam lubang jarum. Wallahu'alam
No comments:
Post a Comment