Tuesday, April 30, 2019

Kenapa petunjuk atau kehendak-Nya sulit untuk dibaca? 

Kalau kata Mursyid itu karena hati kita tidak tenang. Masih grasa-grusu, tidak sabaran, mudah khawatir, gampang dipertakuti, seperti permukaan air yang beriak maka bayangan langit tidak akan terpantul dengan baik.

Hati yang tenang itu bukan berarti tidak ada masalah, juga bukan berarti hidupnya santai. Bisa jadi seseorang di tengah amukan badai ujian kehidupan, tapi hati tenang. Bisa jadi tengah didera kesibukan yang tanpa henti tapi hatinya mengalir penuh kebersyukuran dan suka cita, maka ia tenang walau badan lelah.

Bagaimana melatih agar hati tenang? Dimulai dari menenangkan hati saat shalat yang hanya sekian menit itu dibandingkan kegiatan lain kita yang berjam-jam lamanya. Tenang, jangan terburu-buru. Tenang, jangan mikir ini-itu selain Dia. Tenang, lepaskan semuanya dan bayangkan itu adalah shalat terakhir kita. Agar jiwa lepas dari beban duniawi, dengannya dia bisa bermi’raj.


Janji Allah adalah jika kita menjaga waktu dan shalat maka Dia yang akan menjaga segenap aspek kehidupan kita di luar waktu shalat. Jadi shalat betul-betul berfungsi sebagai tiang agama, tiang kehidupan dunia-akhirat. Insya Allah.

No comments:

Post a Comment