Wednesday, March 18, 2020

Dalam kaca mata tauhid tidak ada kejadian baik atau buruk. Semua yang berasal dari-Nya adalah kebaikan. Adalah kacamata hawa nafsu, syahwat, waham dan kebodohan yang mengkotak-kotakkan sesuatu baik atau buruk, kurang atau lebih, terlambat atau terlalu cepat. Di tengah keadaan pandemi Coronavirus ini. Tetaplah berbesar hati. Masa depan ada di tangan-Nya. Untunglah bukan di tangan boss kita, bukan di tangan pemegang saham, bukan di tangan pelanggan setia, di tangan saudara atau handai taulan yang biasa memberikan pertolongan, apalagi bukan di tangan diri kita sendiri. Semua sudah Dia perhitungkan sejak menorehkan semua garis kehidupan di Kitab Lauh Mahfudz. Dia yang sangat bertanggungjawab mengurus semua ciptaan-Nya dan tidak menzalimi seujung rambut pun. Utusannya berupa virus bermahkota ini pun makhluk-Nya yang sangat berserah diri. Ia tidak akan menimbulkan penyakit tanpa izin Sang Pencipta. Teringat kisah Ibrahim as ketika hendak menyembelih anaknya Ismail yang sudah siap menyerahkan dirinya. Pisau tajam yang mampu membelah batu pun ternyata tidak mampu menoreh kulitnya sedikitpun. Apa kata sang pisau? “Tuhanku tidak menyuruhku memotongnya”. Tapi yang kita bayangkan memang mengerikan dalam pandangan kita, pisau tajam yang siap merobek hingga urat nadi. Demikianlah, sang virus akan presisi menjangkiti seseorang. Ada yang sembuh dan tidak sedikit yang wafat melaluinya. Sesuatu yang sudah ditakdirkan sejak dia berusia 120 hari di kandungan ibunya tentang berapa lama jatah usia di dunia ini . Dengan atau tanpa kehadiran wabah sebenarnya kita harus senantiasa bersiap menyongsong kematian. Bukan sekadar bersedih menghadapi kematiannya. Tapi yang lebih genting dari itu adalah apakah kita sudah berbekal cukup untuk kehidupan setelah kematian? Sungguh ini saat yang sangat penting untuk membuat skala prioritas dengan benar berdasarkan bimbingan Allah Ta’ala. Pikirkan lagi apa yang benar-benar penting dalam hidup dan bersungguhlah dalam mencari dan mengerjakannya. Ini sebuah rahmat besar, saat kita semua diingatkan secara berjamaah tentang sebuah gerbang menuju alam lain yang pasti kita songsong, gerbang yang bernama kematian. Semoga hati kita menjadi lebih terang karenanya. Aamiin []

No comments:

Post a Comment