Monday, March 16, 2020
“Dead Calm” adalah situasi yang ditakutkan oleh para pelaut zaman dahulu yang berlayar di samudera luas dengan mengandalkan tiupan angin. Saat “Dead Calm” angin kencang berhenti berhembus. Keadaan sekitar menjadi tampak tenang tapi mematikan. Para pelaut bisa terjebak terkatung-katung di dalam kapal layar di tengah samudera hingga berminggu-minggu lamanya. Jika persediaan air dan makanan habis maka orang akan terancam kehilangan nyawa.
Dalam hidup fenomena “dead calm” ini bisa terjadi di dalam diri seseorang. Yaitu pada saat hati merasa kehilangan gairah dan semangat, malas beribadah, malas beraktivitas, malas membantu orang lain. Tidak termotivasi untuk memberikan yang terbaik di hari itu. Tidak ada inspirasi untuk berbuat baik. Semuanya adalah tanda ketika Allah tengah tidak meniupkan angin taufiq kepada diri.
Sebaliknya, jika Allah berkenan meniupkan “busyran” atau angin yang membawa kabar gembira, maka kita akan merasa sebuah gerak di dalam diri. Jadi rajin shalat rawatib, jadi tergerak untuk shaum sunnah, jadi ingin berinfak dan bersedekah lebih, diberi inspirasi untuk membantu sesama dll. Jika ini terjadi, sadarilah bahwa itu semata-mata datang dari Allah Ta’ala, bukan karena kita yang rajin. Akan tetapi kita dibuat menjadi rajin oleh-Nya.[]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment