Tuesday, March 10, 2020

Suluk itu jalan orang yang remuk hatinya oleh dunia. Bagi seorang salik (pejalan), dunia sudah mulai terasa hambar dan biasa-biasa saja di hatinya. Sesuatu yang dia anggap keren, menarik, mewah, sekarang jadi mulai menghilang kemampuannya untuk membangkitkan gairah. Bukan berarti dia menjadi melempem dalam mengerjakan fungsinya di dunia. Justru sebaliknya. Seperti para sahabat yang digambarkan siang seperti singa dan malam seperti rahib. Sang salik siang berkarya habis-habisan mempersembahkan yang terbaik dan malam hari dia berjuang melawan lelah dan kantuk untuk meluangkan waktu berduaan dengan Allah Ta’ala, Dzat Yang dipujanya. Untuk bisa mendapatkan hati yang memuja-Nya, Allah bantu dengan meruntuhkan dunia. Dengan ditampakkan wajah asli dunia yang mudah patah, gampang pudar, rentan hilang dan pada hakikatnya tidak menarik. Seperti dalam hadits digambarkan sebagai nenek-nenek tua yang buruk rupa. Jadi, jangan mengeluh ketika dunia kita disempitkan. Jangan berputus asa dengan himpita kehidupan. Jangan minder dengan hidup yang sepertinya begitu-begitu saja. Bagi hati yang mencari-Nya setiap nafas adalah sebuah tarikan mendekat. Apapun yang Dia hadirkan mengandung sebuah kebaikan yang tinggi. Hanya kerap kita tidak menyadarinya…

No comments:

Post a Comment