Monday, March 16, 2020
Hari pertama “lockdown”. Cuaca sangat bersahabat. Matahari bersinar terik, walaupun demikian suhu udara di luar masih dingin (sekitar 6 derajat Celcius).
Karena persediaan buah-buahan mulai menipis, saya ‘terpaksa’ keluar rumah untuk berbelanja di supermarket sekitar. Jalan raya tampak lengang. Saya melihat bus umum masih jalan dengan jumlah penumpang yang bisa dihitung dengan jari. Terlihat penumpang hanya keluar masuk lewat pintu belakang yang jauh dari pengemudi.
Di pusat perbelanjaan (winkel centrum) masih terlihat orang-orang berjalan membawa satu kantung belanjaan. Tidak seperti hari Jum’at lalu dimana orang tampak memborong banyak barang. Antrian di supermarket pun biasa lagi. Barang-barang kebutuhan pokok mulai tersedia, seperti kentang, roti, nasi. Walaupun beberapa jenis barang seperti telur, tisu wc dan paracetamol habis terkuras.
Kehidupan terlihat berjalan kembali, masyarakat tampaknya tidak sepanik sebelumnya. Walaupun banyak restoran, toko roti dan café yang tutup. Pengusaha horeca akan mendapat pukulan telak atas instruksi pemerintah untuk menutup sementara gerai-gerai bisnisnya. Sedemikian rupa hingga KHN (Koninklijke Horeca Nederland) atau persatuan pengusaha horeca sudah bersiap meminta bantuan dari pemerintah sebesar 5,1 milyar euro.
Ini baru awal dampak ekonomi yang diperkirakan bisa jauh lebih mengkhawatirkan. Akan tetapi di sisi lain situasi wabah ini juga efektif memunculkan sifat asli seseorang. Kalau hatinya masih egois pasti hanya akan mementingkan kepentingan dan keselamatan diri sendiri dan keluarga, bahkan tak sungkan menyakiti orang lain demi mendapatkan sesuatu yang dia inginkan. Sebaliknya kebaikan yang ada di dalam hati seseorang akan muncul dalam situasi krisis seperti ini.
Buktinya banyak inisiatif bermunculan untuk membantu sesama. Di Amsterdam dalam satu hari 250 orang mendaftarkan diri di “Amsterdam Corona Help” untuk membantu mereka yang membutuhkan pertolongan. Beberapa pelajar Belanda membentuk website bernama “Gewoon mensen die mensen willen helpen” (Hanya orang yang mau menolong orang lain) yang mendapat tanggapan oleh lebih dari 1000 orang yang mendaftarkan diri. Seorang wirausahawan yang bisnisnya terkena dampak langsung oleh lockdown ini dengan sepinya pelanggan mendapat “surat cinta” dari pemilik gedung dimana ia menyewa yang mengatakan bahwa sang pemilik gedung tidak akan menerima uang setoran sewa bulan ini, alias dibebaskan.
Betul kiranya bahwa ujian efektif sekali menampakkan isi hati seseorang. Apakah kita masih menyimpan cinta dunia yang nampak dari kadar ketakutan kita akan masa depan, takut tidak cukup, takut tidak dapat makanan, takut mati dll. Apakah di dalam hati kita lebih dominan kebengisan atau kasih sayang. Semuanya akan ternampakkan, setidaknya kita harus bisa membaca itu semua. Agar tidak sia-sia Allah memberi cermin canggih melalui tamu-Nya yang bermahkota ini.[]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment