"Ngga takut mbak, membesarkan anak di dunia Barat yang bebas begitu?"
I got this question a lot.
Awalnya masih terbawa gelombang baper, khawatir ini-itu. Alhamdulillah lama-lama belajar bahwa kalau kita tawakalnya benar 100% kepada Allah Ta'ala maka Dia yang akan menjaga anak-anak kita, dan siapa coba yang lebih baik penjagaan, pemeliharaan dan pendidikannya selain Allah Sang Rabbul 'Alamiin.
Berikhtiar memberikan pengajaran dan lingkungan yang terbaik untuk anak-anak kita itu adalah kewajiban kita sebagai orang tua. Tapi jangan sampai hati kita bersandar kepada sekadar ikhtiar kita.
Aqidah kita akan mudah tergelincir karena mengandalikan sekolah ternama yang katanya bagus itu, guru yang katanya reputasinya internasional itu, ustadz yang katanya dalam ilmunya itu dsb. Tapi pada saat yang bersamaan Dia kita sepelekan keberadaan dan kuasa-Nya, seolah semua selain Dia yang lebih memberikan manfaat dan berkuasa mengubah sesuatu. Na'udzubillahimindzaalik.
Padahal dalam hidup sekian banyak hal yang tak terduga akan mengepung kita dan anak-anak. Ia datang dari segala arah. Tiga ratus enampuluh derajat. Kita kan tidak tahu kenyataan seluruhnya tentang teman-teman seangkatannya, latar belakang keluarganya, guru yang mengajarinya, belum lagi masalah yang kemudian muncul, situasi sosial, politik, budaya dan ekonomi yang akan mewarnai. Terlalu banyak hal yang gaib, tak masuk dalam jangkauan radar perkiraan kita sebagai manusia yang terbatas ini.
Jadi, saya pikir mestinya dimanapun kita membesarkan anak, mau di timur, barat, utara, selatan sekalipun mestinya ya tetap harus takut kepada makar-Nya. Tapi ketakutan itu yang justru membuat kita humble. Sebuah ketakutan yang ajaibnya mendatangkan kekuatan tersendiri. Bahwa dalam ketakutan itu kita menjadi dalam keadaan membutuhkan-Nya. Kalau hati sudah membuka diri kepada-Nya, Dia adalah Dzat yang paling tidak pantang menyia-nyiakan siapapun yang menghadapkan wajah mengharap kepada-Nya. Dari rasa takut kepada Allah itulah justru tumbuh benih-benih pengetahuan, sebuah pemahaman yang dalam akan kondisi aktual kita masing-masing. Sesuatu yang hanya bisa Allah ajarkan secara pribadi kepada orang per orang. Karena bukankah memang "fear is the beginning of knowledge"?
No comments:
Post a Comment