Thursday, August 29, 2019

Saat oom dan tantenya datang berkunjung, anak-anak dapat rezeki tak terduga. Masing-masing mendapatkan satu lembar uang pecahan 100 euro (kira-kira setara dengan 1,5 juta rupiah). Yang paling antusias menerima uang itu adalah Rumi. Maklum, sejak dia lihat temannya bisa dapat uang sebesar 2 euro karena membersihkan jendela, sejak itu dia jadi rajin beberes untuk mengumpulkan uang.

Kalau ditanya uang yang terkumpul untuk beli apa, pasti jawabannya tidak akan jauh seputar permen atau mainan. Tak terpikir masalah les renang, les sepakbola, les mengendara atau untuk tambahan uang kuliahnya nanti.

Apa kemudian yang orang tuanya lakukan? Kita simpan uang itu di celengannya. Nanti kalau akalnya sudah lebih dewasa dia akan lebih bijak untuk menggunakannya. Tidak mungkin kita biarkan anak usia 5 tahun jalan-jalan sambil pegang uang pecahan sebesar itu, bahaya nanti bisa memancing orang jahat berbuat yang tidak baik kepadanya.

Gusti Allah juga begitu sepertinya ya. Jika kita dihalangi dari sebuah keinginan, bisa jadi kita sedang dicegah dari bencana yang tak terpikirkan. Barangkali kita belum siap dengan konsekuensi sebuah pengabulan doa.

Di Al Quran ada kisah tentang sepasang anak yatim yang dinding rumahnya hampir roboh, namun kemudian ditegakkan kembali oleh Nabi Khidir as yang mengetahui bahwa di bawah dinding itu ada harta warisan orang tua mereka yang belum saatnya dibuka karena penduduk kota dimana kedua anak itu berada dikenal tamak dan anak-anak itu masih terlalu muda untuk mengelola harta kekayaannya sendiri. Sang nabi menutup harta itu agar disingkapkan pada saat yang terbaik menurut ilmu Allah.

Ya, saat yang terbaik. Itu faktor besar dalam dinamika semesta.
Kapan kita menikah.
Kapan punya anak.
Kapan pindah kerja.
Semua ada saatnya. Sebuah tirai takdir yang tipis namun tak dapat ditembus satu milipun, karena ia begitu kokoh.

Begitulah, kekayaan dan rezeki kita bisa Allah tahan karena menunggu saat yang terbaik untuk dilepaskan. Karena Allah lebih tahu kondisi dalam hati dan kesiapan kita dalam menerima itu. Seperti orang tua yang mencegah keburukan terjadi pada anaknya saat ia diberi uang banyak di atas. Maka rezeki itu disimpan dulu agar dikeluarkan pada saat yang terbaik.

Sekarang tinggal kita sabar menjalani  ketetapan-Nya. Yakin bahwa bahkan sebuah penundaan pun sebenarnya merupakan pemberian dari-Nya. Supaya kita bisa lebih tersenyum dan cerah wajah menjalani takdir masing-masing. Insya Allah😊

No comments:

Post a Comment