Sedang mencuci sendok siang bekas makan siang anak-anak hari ini tiba-tiba teringat akan hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh sahabat Mu'adz bin Jabbal tentang tujuh malaikat penjaga langit yang menyaring amal-amal seseorang yang tidak ikhlas.
Haditsnya memilukan, getir rasanya kalau membayangkan amalan kita yang dikerjakan mati-matian dan penuh harap itu satu persatu ditolak oleh para malaikat karena mengandung ghibah, mengumpat orang, takabbur, ujub, dengki, tidak berbelas kasihan kepada orang yang terkena musibah atau ujian atau mengandung setitik riya. Setelah itu, kalaupun ada amal-amal yang akhirnya selamat dari saringan dan layak diperlihatkan di hadapan Allah, lalu tiba-tiba semua amal -yang bahkan para malaikat pun tertipu dengan kemilau dan kemegahan cahaya yang terpancar darinya- Allah perintahkan agar dipukulkan ke wajah pelakunya. Semata-mata karena Allah tahu amal itu bukan murni diperuntukkan bagi-Nya.
Duh, Gusti...bagaimana bisa selamat.
Jadi termenung. Kalau begitu amalan yang lebih aman dari riya justru amalan yang sepi dari pandangan dan perhatian manusia.
Jadi termenung. Kalau begitu amalan yang lebih aman dari riya justru amalan yang sepi dari pandangan dan perhatian manusia.
Pandangan saya tertuju kembali ke tumpukan sendok yang hendak saya cuci. "Ah ini dia!" Pekerjaan yang sepi dari perhatian manusia.😊
Moral of the story: tangga menuju Allah ada di hadapan kita di setiap tarikan nafas. Jangan terjebak oleh besar-kecil, keren-ngga keren, hebat-payah, ada duitnya atau ndak atau sekian banyak label buatan manusia dan ilusi pikiran sendiri. Kerjakan saja lillahi ta'ala. Tak perlu berharap pujian atau takut cacian, mengharap banyak like, follow, tepuk tangan, promosi atau yang lainnya dari selain Allah. Cukup Dia menjadi saksi semua perbuatan kita. Insya Allah.😍
No comments:
Post a Comment