Thursday, August 10, 2017

Cara Pandang Mendapatkan Rezeki

Ada cara berpikir fundamental yang bisa melontarkan manusia ke dua kutub yang jauh berbeda. Satu sisi mereka yang hidup untuk mencari rezeki dan di sisi lain mereka yang mencari rezeki untuk hidup. Sisi yang satu fokus pandangannya sebatas mengamankan pundi rezekinya dan sisi lain adalah memanfaatkan rezeki yang ada sebaik-baiknya demi menjalani kehidupan dan meraih makna darinya.

Pola berpikir hidup hidup untuk mencari rezeki adalah bentukan dari orang tua dan lingkungan tempat seseorang tumbuh, jiwa yang awalnya fitrah dan bertujuan satu untuk mengenal Allah perlahan tapi pasti sesuai dengan tumbuhnya sang anak mulai lumpuh oleh polusi yang dipaparkan padanya setiap hari, sehingga yang mengambil alih dirinya adalah sejumlah pemikiran tentang 'harus lulus dan masuk universitas bergengsi supaya dapat pekerjaan di tempat kerja yang keren dengan gaji fantastis, harus menikah sebelum usia sekian, harus punya ini dan itu sebagai simbol kesuksesan dst..dst...". Demikianlah hingga sang insan bertumbuh bukan menjadi apa yang Dia perintahkan tapi menjadi apa yang orang tuanya inginkan, apa yang keluarganya harapkan, apa yang masyarakatnya idamkan.

Hati yang hampa, rasa sepi, haus akan makna hidup adalah sedikit dari sekian banyak gejala yang mencuat saat seorang manusia menapaki jalur kehidupan yang bukan miliknya. Kebahagiaan yang dia cari di segala obyek dan pencapaian hidup tentu tidak akan pernah memuaskan dahaga jiwanya, karena kunci kebahagiaan seseorang adalah apabila ia menjadi apa yang Dia perintahkan. Adapun rezeki,jangan khawatir ia selalu ada melimpah dalam ranah pijakannya masing-masing. Rezeki lahir batin manusia itu sungguh berlebih, maka jika rezeki terasa menyempit itu semata-mata ia tengah salah arah dalam menjalani hidup atau ada dosa yang menghalangi. Adapun rezeki yang haq akan hadir sesuai dengan kebutuhan masing-masing, tepat jumlahnya dan pada saat yang presisi. Hanya masalah sebagian besar manusia adalah mereka lebih yakin dengan apa yang sudah terbayang masuk dalam hitungan berpikir mereka yang sebenarnya sangat terbatas dibanding dengan apa-apa yang ada dalam genggaman Allah Sang Pemberi Rezeki.

“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan menunjukkan kepadanya jalan keluar dari kesusahan, dan diberikanNya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka, dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah mencukupkan keperluannya.”
(QS Ath-Thalaq ayat 2-3)

(Adaptasi dari kajian kelas pembekalan 5 Agustus 2017 yang disampaikan oleh Kang Zamzam AJT, Mursyid Penerus Thariqah Kadisiyah)


No comments:

Post a Comment