Sesaat kita menderita mendera ujian hidup sebenarnya dari segi manfaat sangat besar bagi jiwa.
Orang-orang yang meninggal dunia pun digambarkan dalam Al Quran memohon untuk dikembalikan ke bumi lagi untuk melakukan amal saleh.
"Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Rabbnya, (mereka berkata), “Wahai Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal shaleh. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yakin." (QS as-Sajdah [32]:12)
Mengerjakan amal saleh itu tidak mudah, ia adalah jalan mendaki. Seorang ulama dari Bandung pernah berkata, "Teu kaci mun teu ngesang (tidak sah kalau tidak sampai berkeringat". Berbuat kebaikan tertinggi itu harus ada unsur pengorbanan di dalamnya, tidak hanya harta namun juga mengorbankan keinginan diri (baca ahwa nafsu dan syahwat), menahan marah, menahan ngantuk, berkuat diri dari pandangan sinis orang, itu semua 'keringat' yang harus dikeluarkan ketika seseorang beramal saleh.
Dalam bimbingan seorang guru sejati, seorang mursyid yang terbimbing oleh Allah Ta'ala maka seseorang dikuatkan hatinya agar bersabar dalam waktu yang sebentar ini. Sungguh tidak akan lama lagi, lebih baik sabar sesaat untuk menuai hasil yang terbaik.
No comments:
Post a Comment