Orang tua sebaik apapun, secerdas apapun, sekaya apapun tidak akan bisa memenuhi semua kebutuhan anak. Tentunya wajib orang tua berikhtiar mendidik anak sebaik-baiknya dan menyediakan penghidupan yang terbaik dengan cara yang diridhoi-Nya akan tetapi akan selalu ada batas akhir ikhtiar orang tua. Disitulah ia dipanggil untuk mentawakalkan diri dan anak yang dicintai kepada Allah Sang Pemilik diri dan anaknya.
Allah memberikan panduan jelas dalam Al Quran, janganlah seorang ibu atau seorang ayah dibuat sengsara oleh anaknya. Kadang demi ingin anak masuk sekolah bonafid orang tua memaksakan diri berhutang yang jauh diluar kemampuan membayarnya dan memaksanya untuk korupsi dan panik meraup harta di sana-sini untuk memenuhi keinginannya. Namun ternyata si anak terjerumus narkoba, terkena depresi dan menambah ruwet pikiran orang tua. Itu artinya menjadikan anak sumber kesengsaraan. Kalaupun ada musibah, kita ikhtiar memulihkannya sampai batas tertentu, adapun sisanya tawakalkan kepada Dzat Yang Maha Memelihara.
Kita, orang tua kerap kali lupa menganggap dirinya bertanggung jawab penuh atas kehidupan anak-anaknya, tidak sedikit yang mengidentifikasi dirinya dengan kehidupan anak. Padahal anak hanya titipan semata, orang tua bukan Tuhan yang bisa memenuhi semua kebutuhan anak apalagi mengetahui nasibnya di masa depan. Berikan ikhtiar yang optimal sampai batas kemampuan dan sisanya tawakalkan kepada Allah, sungguh Dia lebih mencintai anak kita dibanding diri kita sendiri.
No comments:
Post a Comment