Saya pernah dibully waktu SMP, tiga kali oleh orang yang berbeda. Satu orang kakak kelas yang entah kenapa ngga boleh lihat adik kelas bersantai di area mall hingga saya dibuntuti hingga masuk angkutan umum dan waktu saya memilih tempat duduk di pojok pas belakang supir dia pun ikut dan sengaja duduk di sebelah saya, setiap kali mobil berhenti dia sengaja mendorong badannya ke arah saya hingga lengan kanan saya terjepit besi pembatas.
Yang kedua oleh seorang berandal, memang dia dikenal sebagai pembuat onar di sekolah, setiap pagi saya lewat dia selalu berteriak dan bilang saya ´gentong berjalan´, padahal rasanya saya ngga gendut-gendut amat waktu SMP.
Yang ketiga anak kelas lain yang super jutek dan setiap melihat saya dia sengaja memasang wajah sangat tidak bersahabat, i mean what did i do wrong?
Sampai sekarang saya ngga mengerti mengapa mereka berlaku tidak baik seperti itu. Rasanya saya selalu berusaha menjaga etika pertemanan, tidak menyakiti orang lain dan jangan lakukan kepada orang lain apa yang engkau tidak ingin alami, demikian pesan almarhum ayah saya.
Yang kedua oleh seorang berandal, memang dia dikenal sebagai pembuat onar di sekolah, setiap pagi saya lewat dia selalu berteriak dan bilang saya ´gentong berjalan´, padahal rasanya saya ngga gendut-gendut amat waktu SMP.
Yang ketiga anak kelas lain yang super jutek dan setiap melihat saya dia sengaja memasang wajah sangat tidak bersahabat, i mean what did i do wrong?
Sampai sekarang saya ngga mengerti mengapa mereka berlaku tidak baik seperti itu. Rasanya saya selalu berusaha menjaga etika pertemanan, tidak menyakiti orang lain dan jangan lakukan kepada orang lain apa yang engkau tidak ingin alami, demikian pesan almarhum ayah saya.
Untung saya punya beberapa sahabat dekat dan teman-teman sekelas yang asyik, jadi saya tidak merasa sendiri. Banyak hal aneh terjadi saat SMP, sebuah fase saat gejolak perubahan hormon menggelora. Ada yang asyik berpacaran siang malam, ada yang mulai menggunakan narkotika dan bereksperimen dengan minuman keras. Untung sahabat dekat saya orangnya polos, kami sibuk oleh beragam kegiatan olahraga dari tenis, basket hingga berenang. Juga lepas sekolah menyibukkan diri ikut les ini dan itu sehingga pulang malam badan lelah tapi hati puas, tidak ketinggalan sibuk berorganisasi di OSIS. Dengan demikian gejolak hormon tidak begitu terasa dengan disalurkan melalui beragam aktivitas yang positif.
Saya tidak tahu para pembully itu bagaimana nasibnya sekarang, satu orang yang saya tahu pernah rumahnya tinggal dan kita jadi tetangga dan dia sudah berubah 180 derajat jadi murah senyum. Si berandal yang saya sudah lupa namanya dan si judes yang selalu bikin hati ciut tiap kali berjumpa, semoga mereka mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan bahagia. I just want you to know that i forgave you long time ago ❤️
No comments:
Post a Comment