Saturday, April 2, 2022

 

“Gara-gara dia bisnis saya jadi merugi!”

 

“Gara-gara dia rumah tangga berantakan!”

 

“Gara-gara dia anak saya jadi kacau begini!”

 

Kesulitan, musibah dan ujian adalah bagian dari kehidupan.

Apalagi bagi orang beriman, ajang  kehidupan dunia setiap detilnya betul-betul untuk memurnikan jiwanya dan mengamankan kehidupan dia di alam berikutnya.

 

Allah Ta’ala berfirman dalam Al Quran,

“Kebajikan apapun yang kamu perolah adalah dari sisi Allah dan keburukan apapun yang menimpamu itu dari kesalahan dirimu sendiri” (QS An Nisaa [4]: 79)

 

Artinya tak ada sedikitpun keburukan yang menimpa manusia kecuali itu bersumber dari kesalahan dirinya sendiri. Hanya saja kebanyakan orang tidak menyadari keburukan hati yang tersimpan di dalam.

 

Kelihatannya saja shalih dan baik padahal di dalam hatinya tersimpan kedengkian, tidak suka melihat orang lain – apalagi saingannya berbahagia.

Merasa diri sudah ibadah dengan baik padahal dalam hatinya tersembunyi kebencian dan kebengisan kepada orang lain.

 

Semua penyakit itu tidak akan nampak kecuali dia dihadapkan pada sebuah permasalahan  dan ujian tertentu. Itulah sebabnya manusia butuh ditempa dalam medan ujian, agar dirinya mengetahui apa sebenarnya isi hatinya.

 

Jika seseorang menyadari bahwa kehidupan yang Allah hamparkan tak lain berupa proyeksi tiga dimensi dari gambaran hatinya per saat itu, maka respon ia ketika menghadapi sebuah permasalahan tidak akan lagi mudah menunjuk hidung orang, melempar kekesalan dan amarah kepada orang lain. Ia akan cenderung istighfar dan mencoba meneropong ke dalam diri. Hijab hati manakah kiranya yang mengundang takdir yang nampaknya buruk ini?

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment