WALK EXTRA MILES
Apa salah satu perbedaan mereka yang menorehkan tinta emas dalam sejarah umat manusia dibanding mereka yang hidupnya sekadar menjadi pengikut, seadanya saja?
Mereka yang dikenal sebagai legenda di lingkungan dan zamannya masing-masing itu biasanya adalah orang yang senantiasa melakukan lebih dari orang kebanyakan di masanya.
Seorang Michael Jordan yang dikenal sebagai salah satu legenda dalam dunia olahraga basket ternyata dikenal oleh sesama timnya sebagai orang yang sangat berlatih keras. Kerap kali setelah 2,5 jam intensif berlatih dan satu per satu rekan timnya beranjak pulang, Michael tetap berada di lapangan dan terus berlatih. He walks extra mile.
Tendangan bebasnya David Beckham tidak semata tercipta melalui sesi latihan biasa, kabarnya dia berlatih menendang seperti itu ribuan kali secara rutin. He walks extra miles.
Kalau seorang Thomas Alva Edison menyerah di eksperimennya yang ke-100, barangkali masyarakat sedunia belum bisa menikmati penerangan di malam hari yang baik dengan penemuannya berupa bola lampu. Bahkan jauh dari itu, konon Edison harus mengalami lebih dari 1000 eksperimen yang gagal sebelum akhirnya bisa menciptakan bola lampu. He walks extra miles.
Dalam hal ibadah pun sama, guru ngaji saya berpesan bahwa jika kita ingin menjadi hamba yang istimewa di mata-Nya, ya jangan puas hanya dengan mengerjakan ibadah standar. Kejar dengan ibadah sunnah dan yang tak kalah pentingnya adalah dengan melakukan sebuah kebaktian (al birr). Yaitu dengan memberikan apa yang dicintai. Hal yang ketika kita melakukannya harus mengusap dada sendiri, karena memang tidak mudah memberikan apa yang dicintai untuk dibagi dengan orang lain.
Dan tentang memberi ini kerap kali malah bukan sesuatu yang bersifat material saja. Ketika kita meluangkan waktu yang berharga di antara sekian jadlwa kesibukan yang padat untuk seseorang yang membutuhkan teman bicara, kita tengah berbuat kebaktian. Walk the extra mile.
Seorang perempuan yang merelakan suaminya untuk menikahi perempuan lain - dengan petunjuk yang benar dari Allah - adalah sebuah kebaktian (al birr). She walks extra mile.
Seorang yang memilih untuk memaafkan, padahal ia dalam posisi yang dizalimi dan difitnah. Tapi ia tetap membuka hati dan tersenyum serta merangkul orang yang bersangkutan, itu adalah sebuah kebaktian. An extra mile to walk through.
Dia yang memilih bangkit dari tempat tidurnya yang nyaman untuk menghadap Allah dalam shalat dan sujud panjang sementara sebagian besar manusia tertidur lelap dan dia masih mengantuk. Itulah sebuah kebaktian. He walks extra mile.
Dan di bulan Ramadhan ini seluruh umat Islam sedang dilatih untuk "walk extra miles" melalui ibadah shaum - bukan hanya sekadar menahan diri dari tidak makan, minum dan kebutuhan syahwati lainnya. Tapi juga mengekang diri dari amarah, dendam, prasangka buruk, semua dicoba ditepis jauh-jauh. Day in, day out. Satu bulan lamanya. Agar selepas Ramadhan, kita menjadi lebih terbiasa mengerjakan kebaikan dan berakhlak lebih baik. Semoga.
No comments:
Post a Comment