Monday, April 18, 2022

 LANGSUNG KENA BATUNYA


Masih teringat salah satu hadits Rasulullah saw yang mengingatkan bahwa jika kita mencela seseorang yang berbuat kesalahan atau khilaf maka kita tak akan mati sebelumnya mengalami kesalahan yang serupa. 


Oleh karena itu jika melihat ada yang tergelincir berbuat kesalahan dan khilaf ataupun menderita kemalangan akibat perbuatannya sendiri maka jangan menghakimi. Lebih baik berdoa agar kita terhindar dari ketergelinciran yang serupa.


Tapi ya, namanya orang yang sedang belajar. Kadang saya lupa, tergelincir pada sebuah penghakiman kepada orang lain. Walaupun dalam perkara yang "sepele". 


Misalnya seperti yang baru terjadi beberapa hari yang lalu manager di restoran tempat saya bekerja paruh waktu di malam hari memampangkan foto di whatsapp group. Di foto itu nampak ada beberapa kemasan jus apel yang terbuka- bahkan sebagian sudah kosong-  di rak pendingin. Sang manager terlihat gusar dengan menuliskan, "who did this?!!!". Meminum barang dagangan tanpa seizing manager sanksinya bisa fatal. Saat melihat foto itu saya mengaku sempat tertawa kecil. Dalam hati lho ya. Mentertawakan kecerobohan orang yang melakukan itu. Padahal itu terjadi dalam hati. Tak ada seorang pun tahu. 


Tapi beberapa saat kemudian saya sadar bahwa saya secara tak sadar telah menghakimi orang lain. Terasa ada sebuah keangkuhan halus yang mengemuka. Maka saya mencoba beristighfar banyak-banyak.


Tak lama dari kejadian itu, kontan dalam waktu 24 jam benarlah hal yang serupa terjadi kepada saya. Menjadi melakukan sebuah kecerobohan yang fatal dalam pandangan saya.Yang kalau dipikir-pikir lagi, kok bisa ya begitu? Simpel kasusnya, saya kirim pesan undangan untuk menghadiri syukuran ulang tahun anak saya, tapi entah kenapa di undangan itu tanggalnya tertera sehari lebih cepat. Dan yang lebih aneh lagi saya baru sadar bahwa tanggal itu tidak sama ketika keluarga itu sudah berada di depan pintu mengetuk pintu rumah kami sementara pesta ulang tahunnya sebenarnya baru besok diadakan. Padahal saya selalu check and recheck and confirm everything.


Jadi bisa dibayangkan campur aduknya perasaan saya. Merasa bersalah, also feels reckless and stupid at the same time. Nano-nano rasanya! Kemudian saya ingat episode singkat saya mentertawakan kesalahan orang lain itu sambil mencibir di hati, kok dia bisa sebloon itu. Eh, taunya keesokan hari saya sempat dibuat jadi bloon...😷 Astaghfirullah Gusti🙏

No comments:

Post a Comment