Sunday, April 10, 2022

 LOVE STORY

Cinta pada pandangan pertama
Bagi si benih, ituadalah saat pertemuan di Alam Alastu.
Ketika ia memberi kesaksian "bala syahidna", itulah cinta pertamanya
Ketika dirinya kemudian ditanam di bumi yang gelap dalam tiga lapis kegelapan, ia mulai merasakan sebuah kerinduan.
Rasa sakit yang hanya bisa diobati dengan sebuah pertemuan dengan Sang Kekasih.
Untuk sekian lama dia berdiam dalam gelap, dillingkupi oleh bumi tempat ia ditanam.
Kadang sang benih menjadi lupa, bahwa ia adalah benih yang harus bertumbuh. Bukan elemen tanah atau batu seperti sekitarnya yang tak bergerak.
Hingga suatu saat, ia meraih sebuah masa kematangan tertentu.
Benih itu pecah menjadi kecambah, yang dengannya ia menjadi mulai memiliki akses ke dunia langit.
Dunia yang jauh lebih luas dan mencengangkan dibanding alam bawah tanah yang selama ini dia diami yang hampir saja ia yakini sebagai satu-satunya kehidupan dan realitas yang ada.
Di dunia langit, ia bersentuhan dengan kehangatan sinar matahari yang memberinya pasokan energi untuk terus bertumbuh ke langit.
Dan setiap kali ia bertumbuh ke atas, ia rasakan dirinya semakin meluas pijakannya di tanah tempat ia berada. Ia merasakan adanya komponen bagian dirinya yang semakin bisa menyerap ilmu dan makna dari sekitarnya. Itulah periode pertumbuhan akar yang laiknya sejalan dengan pertumbuhan batang benih yang menjulang ke langit.
Sang akar itulah yang menopang pijakannya di bumi, di kehidupan yang dia hadapi sehari-hari. Akar yang sama menyerap unsur hara dan air dari sekitarnya. Dengannya ia menjadi lebih menghayati mengapa dia ada di dalam sebuah situasi atau persoalan tertentu. Sebuah dinamika kehidupan yang tak terelakkan. Ia datang seperti penanam benih yang memelihara tanamannya. Kadang ia datang membawa bahagia, menyiramkan air dan pupuk. Di saat lain ia datang membawa gunting untuk memotong cabang-cabang yang tak perlu. Tapi semua dilakukan semata untuk pertumbuhan si benih itu sendiri.
Manakala benih mulai makin tumbuh menjulang menjadi sebuah pohon kecil. Gangguan akan datang. Kadang hama menerjang. Kadang binatang memakannya. Kadang angin kencang merobohkannya. Disitulah justru fungsi kekuatan akar akan diuji. Karena kekuatan sebuah pohon tergantung pada akarnya. Pertumbuhan ke langit harus diiriingi dengan perahmatan bumi tempat dia bertumbuh.
Orang tua dulu paham ini, dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung.
Ada sebuah hukum alam yang indah, dimana pertumbuhan sebuah benih ditunjang oleh aspek langit dan bumi. Tak bisa meninggalkan salah satunya. Bagaikan laki-laki dan perempuan, perpaduan keduanya menghasilkan sebuah kehidupan baru.
Langit memberikan udara, air hujan dan sinar matahari.
Bumi memberikan unsur hara dan air tanah.
Dan Sang Pemelihara benih akan menjaganya dari kerusakan serta memastikan sang benih bertumbuh baik hingga berbuah.
Itulah tujuan awal perjalanan benih mengalami semua proses panjang, agar dia berbuah. Dengannya si benih akan dinamai serta dinamai dari buah yang ada.
Buah itu akan dinikmati oleh makhluk sekitarnya, binatang, serangga, manusia. Tak pernah si benih - yang sekarang sudah bertumbuh menjadi pohon itu - memakan buahnya sendiri.
Buah yang dihasilkan akan membawa benih-benih yang baru yang akan menjadi bakal pohon-pohon berikutnya, ia terus hidup di masa yang berbeda. Nasib si pohon, ia kemudian menua, mengering dan mati, tercerabut dari dunianya. Sang bumi pertiwi yang telah menumbuhkannya.
Adapun si benih, ia akan terus mengalami hari-hari yang panjang bersama Sang Penanam benih. Dan membuat senang Tuannya yang menyambutnya, "Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya."
Itulah tujuan sejatinya. Pelipur rindunya.
Inilah kisah cinta antara si benih dan Sang Penanam Benih.
9 Ramadhan 1443 H

No comments:

Post a Comment