Tuesday, April 26, 2022

 SEMUA PERAN ADALAH VITAL


Bandara Schiphol saat ini sedang dalam keadaan kacau. Ratusan ribu pemakai jasa pesawat terbang harus antri berjam-jam. Tak sedikit yang pulang kembali atau mengambil alternatif moda transportasi darat untuk menuju daerah tujuan.

Apa yang terjadi? Kabarnya ini diakibatkan karena ratusan pegawai landasan maskapai penerbangan KLM mogok kerja. Salah satunya mereka yang bekerja di landasan berfungsi membongkar-muat barang. Berita selengkapnya bisa dibaca di berbagai kanal berita yang ada.

Tulisan ini menyoroti aspek lain. Bahwa hal yang serupa sudah beberapa kali terjadi, ketika sebuah organisasi besar terganggu kegiatannya karena aksi dari satu bagian yang biasanya kurang diperhatikan atau merasa tertinggal.

Sebuah organisasi itu bagaikan tubuh manusia. Setiap organ tubuh memiliki fungsinya masing-masing yang sama pentingnya. Tidak percaya? Ikuti adaptasi kisah anak berikut yang menggambarkan kenyataan yang ada.

Judulnya, "Ketika Sang Anus Mogok Bekerja"

I know, agak gimana...gitu judulnya. But, bear with me. Cause it's important to make a point.

So, once upon a time. Semua organ tubuh manusia sednag hang-out, membicarakan keunggulannya satu sama lain.

"Aku dong keren, tanpa aku kalian tak bisa tahu arah dan orientasi" kata si mata.
"Aku juga dong, tanpa aku kalian tak akan bisa mendengar" kata si telinga.
"Hey, jangan lupa. Tanpa kami kalian susah untuk makan dan beraktivitas." teriak dua belah tangan tak mau kalah.

Satu persatu setiap bagian tubuh membanggakan perannya. Termasuk kulit, rambut, bibir, hidung, dsb. Hanya satu bagian tubuh yang diam saja sejak awal. Dia merasa minder, karena berada di bagian yang biasa mengeluarkan hal yang dianggap menjijikkan. Dialah anus.

Lebih parah lagi, salah satu rekannya menyadari bahwa si anus tak berani bicara apa-apa dan balah mengejeknya, "Ya sudahlah anus, terimalah nasib dirimu bersimbah dengan kotoran terus, hahahaha!" Diikuti oleh tawa yang lainnya.

Si anus bersedih.
Dia merasa dia sudah menjadi bagian dari sebuah kesatuan tubuh. Tapi sekarang ia merasa perannya tak lagi penting.
Kesedihan itu berubah menjadi rasa marah.
Si anus tak mau lagi bekerja.
Dia mendiamkan diri.

Akibatnya tak ada sisa makanan yang bisa keluar. Bahkan angin pun tak dibiarkannya keluar.
Apa yang terjadi?
Dalam hitungan jam, perut mulai melilit.
Sistem usus sudah teriak-teriak kesakitan karena volume di dalamnya bertambah terus hingga meregangkan otot-otot polos serta saraf yang melingkupinya.

Tapi si anus tak bergeming.
Hatinya sudah terlanjau remuk.
"Biar saja" pikirnya "Biar mereka mengatasi kondisi yang ada dengan keunggulannya masing-masing"
Dia masih tak mau bekerja.

Semakin lama, rasa sakit makin menjalar di seluruh tubuh hingga akhirnya tak dapat dihindarkan setiap bagian tubuh terkena akibatnya. Mata mulai berkunang-kunang, kulit basah oleh keringat dingin, tangan gemetaran menahan sakit, mulut tak bisa makan menahan mual karena respon stress memicu asam lambung meningkat tinggi hingga akibatnya mengiritasi saluran pencernaan.

Akhirnya di hari ketiga. Semua bagian tubuh memohon kepada si anus agar dia kembali bekerja.
"Tolong wahai anus. Maafkan kebodohan kami dalam menilaimu." rayu mereka.

Si anus luluh hatinya. Ia mau berfungsi kembali. This time i'm not gonna explain more details.

That was it. They have to learn a hard way, bahwa dalam sebuah sistem tubuh semuanya memegang fungsi yang vital. Semuanya, tanpa kecuali. Dimana ketika satu bagian itu sakit dan tidak diperhatikan maka hal itu akan berpengaruh kepada seluruh tubuh.

Seperti halnya para pimpinan penerbangan KLM - yang top bossnya baru saja menerima bonus tahunan yang bombastis - yang harus belajar dengan cara yang pahit, bahwa setiap fungsi patut diperhatikan dengan baik jika ingin menjaga kesinambungan kerja perusahaan tersebut.

No comments:

Post a Comment