Hanya ketika secercah cahaya hadir, maka kegelapan menjadi bisa teridentifikasi.
Karena ketika berada dalam kegelapan yang absolut, seseorang bahkan tidak akan merasa dirinya dalam kegelapan. Dia sudah terlanjur terbiasa dengan keadaan itu.
Ketika cahaya Tuhan mulai menyinari ruang dada hingga lubuk hati seseorang, maka elemen kegelapan mulai menjadi dikenali.
Sebelumnya ia merasa baik-baik saja, merasa jadi orang shalih dan berbakti. Sampai pada suatu saat dalam hidup keburukan hati itu ditampakkan. Syariatnya melalui sebuah fenomena dalam interaksi dengan manusia lain.
Itulah fungsi ujian kehidupan. Adanya pion-pion yang Allah gerakkan untuk menyakiti kita, menzalimi, memfitnah dan menipu kita. Agar dengannya ditampakkanlah isi hati kita sebenarnya. Apakah kita pendendam? Apakah masih pemarah? Apakah menyimpan sifat bengis dan tak kenal ampun? Apakah pendusta? dsb. Tentu Allah Ta'ala Maha Tahu tentang isi hati kita. Tapi demikian sulitnya bagi seseorang untuk bahkan meneropong keadaan hati yang sebenarnya hingga Allah bantu tampakkan dalam kehidupannya.
Musibah, kesulitan, kesempitan dan guncangan hidup adalah sunatullah merupakan hal yang pasti akan dialami oleh setiap orang. Apalagi bagi orang beriman, karena iman adalah cahaya, maka ia akan menampakkan segenap hijab hati yang tersembunyi yang terproyeksikan dalam cermin tiga dimensi kehidupan kita masing-masing.
Jalannya bisa beribu satu cara. Tentu melalui orang lain. Tentu lewat orang yang dekat di sekitar kita. Tentu dalam semesta kita masing-masing.
Maka ketika suatu musibah atau ujian datang. Jangan buru-buru bersikap menyalahkan "the messenger", mereka hanya aktor yang Allah gerakkan di saat tertentu. Lihat dulu ke dalam hati sambil memohon kepada-Nya agar diajari ihwal apakah hal yang tengah diwujudkan ini. Agar setiap lembar hari menjadi sebuah tambahan ilmu bagi kita. Untuk lebih mengenal diri. Untuk lebih mengenal-Nya...
No comments:
Post a Comment