KAIDAH MENOLONG
Menolong orang itu tidak semudah yang kita kira.
Ternyata menolong itu tidak sama dengan memberi. Karena bisa jadi sebuah penolakan justru akan lebih menolong seseorang secara hakiki dibanding sebuah pemberian.
Misal, ada orang yang demikian tergantungnya dengan santunan dari seseorang hingga dia senantiasa mengandalkan orang tersebut untuk memenuhi segenap hajat kehidupannya. Sampai dia tak terasa jiwa tawakalnya kepada Allah Ta'ala menjadi tergerus. Karena yang dia lihat bukan Allah yang menolongnya, tapi si orang itu. Sedemikian rupa kalau ada sesuatu yang terjadi pada orang tersebut, dia akan berduka cita demikian dalam. Ia terlanjur tenggelam dalam ilusi bahwa rezekinya berasal dari orang itu, bukan dari Allah Ta'ala.
Kadang, di titik tertentu Allah memutus hal-hal seperti itu. Sesuatu yang terlanjur membuat hati kita terpaut demikian kuat dan menyandarkan diri kepada hal itu. Sebagai sebuah rahmat dan pensucian dari-Nya agar kita terhindar dari kecelakaan dan kesedihan yang lebih dahsyat.
Dalam setting dunia kerja juga, serta merta menerima seseorang untuk menempati suatu posisi tertentu hanya karena dia anak sahabat atau orang yang sudah kita kenal belum tentu sebuah tindakan menolong jika posisi itu ternyata bukan bidang yang tepat untuk yang bersangkutan. Dalam jangka panjang jiwanya tidak akan bahagia mengerjakan sesuatu pekerjaan yang bukan passion dirinya. Alih-alih menolong kita malah menzalimi dirinya.
Ayatnya jelas,
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216).
Jadi, adabnya sebelum kita buru-buru memutuskan bergerak menolong seseorang, berhenti sejenak dan berdoa serta memohon kepada-Nya apakah hal ini benar bisa mendatangkan pertolongan bagi yang bersangkutan dunia dan akhirat. Agar kita tidak terjerumus kepada sebuah langkah yang tampaknya menolong tapi dalam jangka panjang hanya akan membuat hal lebih parah lagi. Allah mengetahui mana yang lebih baik. Saatnya untuk lebih mengasah hati agar bisa mengetahui jawaban-Nya.
No comments:
Post a Comment