Ingat dulu waktu lajang pernah saya melayangkan tatapan tajam seorang ibu yang menghardik kasar anaknya di sebuah supermarket karena si anak merengek-rengek terus. Dalam hati berkata, "Duh kalau saya punya anak ngga akan memperlakukan dia seperti itu".
Fast forward, sepuluh tahun kemudian saya melakukan hal yang persis sama😝.
Fast forward, sepuluh tahun kemudian saya melakukan hal yang persis sama😝.
Menjalankan peran ibu itu berat and it's really a serious business. Sayangnya kebanyakan perempuan tidak cukup bekal pengetahuan yang cukup untuk menjalankan peran ini. Tidak jarang oleh karenanya yang dibuat kaget dan pontang-panting dengan sekian perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan perasaannya ketika harus all-out merawat manusia bertubuh mungil yang baru keluat dari rahimnya.
Dalam dunia pendidikan standar kita perempuan diajarkan dengan mata pelajaran yang sama dengan laki-laki. Memang pernah ada sedikit pelajaran keputrian, memasak atau menjahit. Tapi tak pernah saya ingat ada saat bahkan di mata pelajaran agama pun yang memberikan visi tentang peran seorang perempuan. Tentang apa tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana me-manage semua itu. Kebanyakan perempuan harus belajar lewat pengalaman, lengkap dengan episode jatuh bangunnya. Padahal perempuan itu tiang negara. Bayangkan tegaknya masyarakat di sebuah negara bahkan kejatuhannya itu kuncinya pada peran perempuan yang menjadi pondasi di keluarganya masing-masing. Maka saya mendukung betul adanya posisi menteri peranan wanita. Bukan untuk memaksa perempuan menjadi gagah agar bisa berperan seperti laki-laki, its absurd, lha wong bentuk tubuh dan fungsinya saja sudah beda. Tapi lebih kepada menempatkan perempuan kepada fitrahnya masing-masing baik sebagai ibu, wanita karir, dokter, pengacara, pengusaha apapun peran di masyarakat yang dimudahkan silakan laksanakan dengan taqwa. Tanpa mengabaikan peran yang paling utama seorang perempuan yang dititip asmaNya Ar Rahiim dalam bentuk rahim yang sesungguhmya, tempat anak-anaknya bertumbuh di dalamnya hingga ia lahir dua kali. Sebagaimana kata Nabi Isa as "Setiap manusia harus terlahir dua kali." Kelahiran pertama adalah saat ia keluar dari rahim ibunya dan kelahiran kedua adalah saat dia keluar dari kepompong diri yang menyelimutinya setidaknya selama 40 tahun lamanya. Maka pepatah menyebutkan "Life begins at 40".
Ibu berperan sentral dalam merawat anak-anaknya, lahir dan batin. Dalam doa tulus yang dipanjatkan setiap hari. Dalam kasih sayang yang menyelubungi anak-anaknya melalui satu persatu pendidikan Ilahiyah yang dirancang rapih olah Allah dalam setiap detil kehidupan.
Memang tidak mudah mengemban tugas menjadi ibu. Kita harus dukung betul para ibu dalam menjalankan fungsinya. Setidaknya lain kali saat melihat seorang anak yang meraung-raung di pusat perbelanjaan jangan cibir ia dan ibunya atau melayangkan tatapan tajam seperti saya dulu😓 astaghfirullah. Be kind, lemparkan senyum yang bersahabat, "it's gonna be okay" kind of smile. 😊
No comments:
Post a Comment