Thursday, July 25, 2019


Mengeluhkan keadaan diri serta tidak menerima takdir kehidupan adalah hal-hal yang berlawanan dengan sifat ubudiyah. Mentalitas seperti itu menunjukkan dia belum menjadi seorang abid (hamba) sejati, dan cenderung ingin bermain menjadi Tuhan (playing God). Merasa opsi kehidupan yang ada di benaknya adalah yang lebih baik.

Ia lupa bahwa yang memporsi setiap persoalan adalah Allah. Jika Allah tidak mengizinkan tidak akan mungkin seekor nyamuk pun bisa hinggap dan menggigitnya.

Kalau ada orang yang diizinkan menyakiti kita, menipu kita, bersifat kasar kepada kita, membicarakan keburukan kita, menghubungi dan mengetuk pintu kita semua bisa terjadi hanya jika Allah menghendaki itu terjadi. Jika sesuatu Allah izinkan terjadi maka sebetulnya ada hikmah dan segudang kebaikan yang harus kita gali. Karena tidak mungkin Allah Yang Maha Ilmu merancang sesuatu kejadian sekecil apapun itu tanpa sebuah tujuan di dalamnya.

Artinya, jika semua perkara Allah yang menentukan. Tugas utama kita sebelum disibukkan dengan mencari solusi, membuat persiapan dan memikirkan penyelesaian ihwal masalah yang ada, adalah terlebih dulu bertanya kepada Allah tentang mengapa Ia mengizinkan semua itu terjadi? Mohonlah tuntunan-Nya agar Dia berkenan memberi petunjuk kepada hati. Nanti perlahan-lahan akal hati akan bertambah kemampuannya untuk mencerna, membaca serta memahami setiap pergerakan kehidupan. Sampai kepada sebuah titik dimana seseorang berkata dengan sungguh-sungguh,

Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, peliharalah kami dari siksa neraka.. (QS Ali Imran (3) : 191)

No comments:

Post a Comment